Aku berjalan melewati papan selamat datang di depanku itu. Terbentang jalanan luas berwarna coklat lembut seperti brownies. Dipinggir pinggir jalan berdiri rumah rumah unik seperti rumah yang ada di cerita komik. Rumah yang berbentuk jamur raksasa. Rumah yang sepertinya terbuat dari kue. Bunga bunga berbentuk lolipop, beberapa berbentuk muffin. Lalu beberapa donat tertempel di pohon yang berdaun pink seolah donat tersebut adalah buah pohon itu. Aku merasa bodoh melihat semua yang ada di depan mataku ini. Ini seperti aku masuk ke film kartun. Tiba tiba aku melihat seorang gadis cantik berambut biru dongker berjalan dengan riang sambil membawa keranjang yang penuh dengan bunga. Maksudku bunga sungguhan. Bunga mallow dan beberapa daun ivy menjuntai keluar dari keranjangnya. Dia memakai dress di atas lutut berwarna biru yang manis. Dan samar – samar aku menangkap bayangan sesuatu berbentuk sayap di punggungnya. Kemudian aku sadar dan segera memperhatikan telinga gadis itu yang lancip, seperti bangsa elf yang ada di komik – komik yang pernah kubaca. Gadis itu bukan manusia!
Lalu gadis itu menyadari keberadaanku. Dia tersenyum lebar dan menghampiriku. Sebelum aku siap melarikan diri, gadis itu mengatakan sesuatu.
“Hey, apa kamu sedang berkunjung di sini? Desa kami tidak banyak yang mengunjungi. Jadi merupakan hal yang istimewa kalau ada pengunjung di sini. Maukah kau bermain ke rumahku? Namaku Aquos” ujarnya dengan riang.
‘sepertinya dia bukan orang jahat’ batinku. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban yang mengatakan ya. Aquos melompat kegirangan karena jawabanku. Sayap tipis transparan di punggungnya mengepak – ngepak. Aquos memimpin jalan menuju rumahnya dengan bersemangat. Karena merasa bosan aku pun bertanya.
“Dimana penduduk yang lainnya?” ujarku yang dari tadi memang belum melihat penduduk yang lainnya.
“Mereka masih tertidur. Ini masih pagi sekali”
“Lalu, kenapa kau sudah bangun?”
“Aku baru pulang dari ladang madu. Aku harus bangun pagi – pagi sekali untuk mendapatkan madu mallow yang paling enak” ujarnya sambil menunjukkan keranjang yang dia pegang. “ Nah, kita sampai”
Aquos menarik sebuah tali yang menjuntai dan membuat sehelai kelopak bunga tulip rebah ke tanah. Rumah aquos adalah bunga tulip? Aquos menarikku ke dalam rumah bunganya. Ini seperti aku yang tidak sengaja masuk menjadi salah satu tokoh di film barbie fairy topia yang pernah ku tonton. Sepertinya aku semakin gila dan berhalusinasi.
Aquos mempersilahkan aku duduk di kursi ruang tamunya. Walaupun sebenarnya ruangan di rumahnya hanya ada satu. Kursi itu empuk dan lembut seperti kapas berukuran superbesar.
“Hey, sebenarnya desa ini ada di bumi belahan mana?”
“Bumi?”
“Ya, bumi. Aku tinggal di bumi tepatnya di Indonesia.”
“Indonesia?”
“Apa kau tidak tahu? Lalu, kenapa kita bisa berbicara dengan bahasa yang sama?”
“Aku tidak tahu, yang kuketahui, desa ini berada di sebuah pulau bernama fairyland. Tepatnya ada di sebelah selatan fairyland. Dan kami bisa mengerti bahasa setiap orang yang berkunjung ke sini walau mereka dari negeri jauh sekali pun.”
Sepertinya aku memang benar – benar sudah gila! Fairyland? Di bumi tidak ada pulau yang namanya fairyland! Lalu sebenarnya aku ada di mana sekarang? Aku melihat wajah Aquos yang sama – sama bingung. Tiba – tiba aku teringat dengan ayah dan ibuku. Dan aku teringat, sebelum terdampar di tempat aneh ini, aku bertengkar dengan kedua orangtuaku dan aku... tertabrak sebuah bis. Kubuka mulutku dan bertanya lagi.
“Kalau begitu, apakah tempat ini surga?”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar