Kelulusan ini telah memisahkan kita berdua, pada akhirnya aku dan kau memang tidak bisa bersama. Seberapapun aku mencoba agar aku bisa bersamamu, seolah kau begitu keras mencoba menjauh dariku. Apa salahku, hey? Apakah sebegitu buruknya aku sehingga kau bahkan tak mau repot – repot melihat ke arahku?
Anggar Dridana. Nama yang memang sering terdengar dimanapun. Tapi orang seperti dirimu hanyalah satu. Dan aku sangat mencintaimu. Seandainya kau tahu, aku begitu ingin bersamamu. Berharap suatu saat kau melihat ke arahku. Walau sampai akhirpun itu tidak terjadi. Selama sepuluh bulan terakhir ini, ku simpan segala perasaan yang kurasakan untukmu. Aku mengharta karun kan setiap detik ku bersamamu. Setiap momen indah yang aku ingat saat bersamamu. Tak sampaikah perasaan ini padamu?
Sebuah puisi yang kutulis dengan hatiku, untukmu:
Aku selalu ingin melihat padamu
Tapi kau tak pernah melihat padaku
Sulitku untuk tak melihatmu
Mudah bagimu acuhkan aku
Sungguh ku tak sanggup
Terus menahan rasa ini
Sungguh ku tak sanggup
Merasakan penderitaan ini
Kasih, inginku merasakan
Indahnya kasih sayang mu
Lembutnya belaianmu
Walau hanya sekali, seumur hidupku
Begitulah, seandainya kau membaca apa yang ku tulis, seandainya kau bisa mengerti semuanya dan seandainya cintaku sampai padamu, aku harap kau akan datang padaku. Walau jarak kini, memisahkan kita berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar