Sepulang sekolah, seperti biasa aku melewati jejeran toko kue dan roti. Gedung gedung toko yang sudah lumayan tua itu mengeluarkan aroma harum makanan yang baru matang dari oven. Aku melihat ke sebuah toko donat di seberang jalan. Aku berjalan menuju zebra cross dan menunggu lampu penyebrangan menyala. Setelah beberapa menit akhirnya lampu hijau bergambarkan orang berjalan itu menyala. Aku bersama orang orang yang lain secara serempak berjalan menuju trotoar yang ada di seberang. Aku berdiam diri di depan etalase toko donat langganan ku ini, memilah milah mana yang akan aku beli hari ini. Lalu seseorang memanggilku.
"Hai Lilac"
Aku menoleh dan langsung tersenyum lebar "Hai Willy"
"Mau membeli sesuatu?"
"Ya, tentu saja! Tapi aku bingung mau membeli donat yang mana" aku
menggigit jari telunjukku dan mengerutkan dahi.
"Ayo masuk. Aku ingin menunjukkan sesuatu" Willy yang bernama
lengkap William Mallow itu menarikku ke dalam toko donat milik ayahnya itu.
"Lihat, lihat" Willy menunjukkan sebuah donat dengan selai ungu yang
cantik. "Ini percobaan baruku. Karena kamu suka memakan donat, mungkin
kamu bisa memberikan komentar pada donat buatanku ini"
"Wah cantik sekali. Warna ungu yang aku sukai" aku mengambil donat
itu dari piringnya dan langsung mengigitnya. Aku mengunyah dan langsung
menghentikan aktivitas mulutku itu. Aku mengerutkan keningku sambil menelan
donat yang sudah di mulutku. "Rotinya terlalu keras dan selainya...
Blueberry ya? Ini terlalu manis. Tapi warna dan tampilannya bagus"
"Oh begitu ya, aku masih harus banyak belajar" ucapnya.
"Tapi adonannya sudah pas. Hanya kurang empuk saja. Juga kurangi gula
yang di campur ke dalam selainya ya" Ku sunggingkan senyum kecil untuk
memberinya semangat.
"Terima kasih ya Lilac! Oh iya, aku mengambil warna ungu karena
warnanya sama dengan warna bunga Lilac dari namamu. Kalau sudah enak kau akan
aku kasih setiap hari" Ucapnya dengan seringai jahil.
Rabu, 23 November 2011
Adventures in a dream
Pagi yang cerah saat aku bangun dari tidurku. Aku memandang keluar jendela dan tersenyum kemudian segera bersiap siap pergi ke sekolah.
"Hai ayah, hai ibu" Sapaku pada orangtuaku saat aku menghampiri mereka berdua di ruang makan. "Sekarang aku sudah SMA" kataku sambil terus tersenyum.
"Ya, lalu?" kata ayah menanggapi perkataanku.
"Kalian bilang akan mengizinkanku kerja sambilan kalau aku sudah SMA"
"Tapi kamu masih kelas X" Kata ibuku
"Tapi aku sudah SMA bu!"
"Coba lihat rapormu. Ada tiga nilai merah disana. Kamu harus belajar"
"Tapi aku mau kerja sambilan ayah, ibu! Kalian sudah janji. Kalau aku sudah S-M-A, aku boleh..."
"Tapi beda ceritanya kalau ada nilai merah di dalam rapormu! Apalagi ada tiga" tegas ayah
"Tapi kalian sudah berjanji!"
"Tidak ada kerja sambilan sebelum kamu perbaiki nilai nilaimu!"
"Kalian PEMBOHONG! Aku benci kalian" teriakku pada mereka berdua. Aku mengambil tasku dan langsung pergi ke sekolah tanpa menyentuh roti bakar yang sudah di siapkan ibu.
"Hai ayah, hai ibu" Sapaku pada orangtuaku saat aku menghampiri mereka berdua di ruang makan. "Sekarang aku sudah SMA" kataku sambil terus tersenyum.
"Ya, lalu?" kata ayah menanggapi perkataanku.
"Kalian bilang akan mengizinkanku kerja sambilan kalau aku sudah SMA"
"Tapi kamu masih kelas X" Kata ibuku
"Tapi aku sudah SMA bu!"
"Coba lihat rapormu. Ada tiga nilai merah disana. Kamu harus belajar"
"Tapi aku mau kerja sambilan ayah, ibu! Kalian sudah janji. Kalau aku sudah S-M-A, aku boleh..."
"Tapi beda ceritanya kalau ada nilai merah di dalam rapormu! Apalagi ada tiga" tegas ayah
"Tapi kalian sudah berjanji!"
"Tidak ada kerja sambilan sebelum kamu perbaiki nilai nilaimu!"
"Kalian PEMBOHONG! Aku benci kalian" teriakku pada mereka berdua. Aku mengambil tasku dan langsung pergi ke sekolah tanpa menyentuh roti bakar yang sudah di siapkan ibu.
Senin, 21 November 2011
Cintaku Padamu part II
Aku berjalan sendirian menyusuri pintu ruangan kelas yang berjejer di koridor sekolah. Menuju taman sekolah yang ada di kebun belakang. Aku duduk di bangku yang biasa aku tempati sambil menikmati makan siangku. Ku lihat lembaran yang kupegang dari tadi. 'Hhhhh' desahku. Lembaran yang tak lain adalah hasil ulangan sosiologiku minggu yang lalu. Aku hanya mendapat nilai 72 dari KKM 76. 'Sial sekali' batinku. Kalau saja aku menghapal sedikit lebih banyak...
Setelah menghabiskan makan siangku dan menyesali kegagalanku dalam ulangan sosiologi waktu itu, aku kembali ke kelasku. Bel sekolah berbunyi tak lama setelah aku berdiam diri di bangkuku. Aku memandang ke luar jendela. Melihat anak anak kelas lain bermain basket di lapangan. Lalu guru sosiologiku masuk dan mengumumkan akan di adakannya remidial saat itu juga. Sontak semuanya menggumamkan keluhan. Tapi guru sosiologi ini sangatlah keras kepala dan akhirnya kami menuruti kemauannya.
Setelah menghabiskan makan siangku dan menyesali kegagalanku dalam ulangan sosiologi waktu itu, aku kembali ke kelasku. Bel sekolah berbunyi tak lama setelah aku berdiam diri di bangkuku. Aku memandang ke luar jendela. Melihat anak anak kelas lain bermain basket di lapangan. Lalu guru sosiologiku masuk dan mengumumkan akan di adakannya remidial saat itu juga. Sontak semuanya menggumamkan keluhan. Tapi guru sosiologi ini sangatlah keras kepala dan akhirnya kami menuruti kemauannya.
Minggu, 13 November 2011
Contoh Sajak Basa Sunda
PULPEN
Pulpen,
Hiji alat kanggo nulis
Dihapusna kedah ku tip-ek
Warnana rupa rupa
Pulpen tiasa dianggo ngagambar
Rupa rupa oge merekna
Aya pilot, zai, standar jeung sajabana
Tapi angger nu utama na
Pulpen kanggo nulis
Saya harap ini membantu :)
Saya harap ini membantu :)
Rabu, 09 November 2011
Cintaku padamu
Aku
masuk ke kelas, ku lihat seseorang duduk di tempat biasa dia duduk. Reno, orang
yang kusukai. Aku berjalan mencari bangku yang masih kosong, berjalan ke
arahnya, tapi kemudian kulewati dia tanpa kata apapun. Terulang lagi. Aku tak
pernah bisa menyapanya hanya untuk sekedar basa basi, walaupun aku sangat
ingin.
Esoknya,
aku sampai di sekolah. Mencari bangku kosong
--lagi-- . satu satunya tempat yang kosong, bangku dibelakang Reno.
Benarkah aku harus duduk di sana? Di belakang Reno, orang yang kusukai. Aku
benar – benar duduk di belakang Reno. Seharian ini, melihat punggungnya, dengan
sangat dekat.
Kamis, 03 November 2011
I want to be more beautiful for you
Sebenernya cerita ini gaje ya, kaya komedi juga, tapi moga moga kalian suka :* selamat membaca :)
Menjadi lebih cantik dan lebih cantik, itu impianku sejak bertemu dengannya. Menjadi pusat perhatian orang orang ketika aku berjalan di keramaian. Seperti Cinderella di negeri dongeng.
Aku Daisy, 15 tahun baru masuk SMU sekitar tiga bulan yang lalu. Aku gadis biasa, hari hariku ku jalani dengan biasa saja. Dan aku tidak begitu peduli tentang penampilanku. Tapi, seorang laki-laki bernama Kevin yang kutemui di perpustakaan sekolah merubah semuanya. Aku mulai belajar merawat diriku, membuat agar penampilanku tidak memalukan saat bertemu dengannya. Aku mulai mencoba bersikap anggun dalam segala hal. Mulai membaca majalah majalah cewe, mulai mempelajari tipe tipe gadis seperti apa yang laki laki sukai.
Menjadi lebih cantik dan lebih cantik, itu impianku sejak bertemu dengannya. Menjadi pusat perhatian orang orang ketika aku berjalan di keramaian. Seperti Cinderella di negeri dongeng.
Langganan:
Postingan (Atom)