Suatu hari, tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama Pururinpa. Di kerajaan
itu seorang putri yang cantik baru saja terlahir.
Saat hari pemberian nama untuk sang putri, semua peri penjaga kerajaan diundang
untuk memberikan do’a pada sang putri. Saat sang peri terakhir akan memulai
do’anya, tiba-tiba penihir jahat datang.
Penyihir jahat: “hahahahaha… oh lihat, betapa bahagianya kalian merayakan pesta
kelahiran sang putri kecil. Oh teman lamaku, raja yang agung. apa kau sudah
lupa dengan ku? bukankah seharusnya kau mengundangku di acara ini?”
Raja: “apa yang kau inginkan? kau bukan temanku yang dulu. temanku bukanlah
orang yang mempelajari sihir hitam sepertimu. Pergi kau dari sini!”
Penyihir: “beraninya kau mengusirku! akan ku kutuk putri kecilmu yang malang
ini!
Wahai penguasa kegelapan, tumbuhkanlah bayi kecil ini menjadi
gadis yang berperilaku sebagai anak laki-laki sampai akhir hayatnya! hahahahaha”
Raja: ” Apa yang kau lakukan?! Pergi kau dari sini! Pergi”
Penyihir: “Hahahahaha, Hahahahaha”
(menghilang)
Raja: “bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan?” (menangis)
Peri terakhir: “aku tidak bisa menghapus kutukan itu, tapi aku bisa
meringankanya. Saat putri menginjak 16 tahun, seorang pangeran akan datang dan
membebaskan kutukannya.”
16 tahun berlalu. Putri tumbuh menjadi gadis yang
berperilaku seperti seorang lelaki. Ia jago memainkan pedang dan belum ada
seorangpun yang berhasil mengalahkannya.
suatu hari, seorang pangeran datang ke kerajaan pururinpa. dia menantang sang
putri untuk beradu pedang.
Pangeran: “putri, bersediakah anda beradu pedang dengan saya?”
Putri: “dengan syarat apa kau ingin beradu pedang denganku?”
Pangeran: “jika saya menang, putri harus bersedia menikah dengan saya”
Putri: “baik, tapi jika kau kalah, jangan pernah kembali lagi ke sini!”
Putri dan pangeran mulai beradu pedang. Pada akhirnya, sang putri berhasil
dikalahkan pangeran. Kemudian pangeran mencium lengan sang putri. Jiwa
perempuan sang putri pun terbangun. Ia menjadi lebih cantik dari sebelumnya.
Tiba – tiba si penyihir jahat datang.
Penyihir: “Siapa yang berani mematahkan kutukanku? akan kubunuh orang yang
mematahkan kutukanku!”
Pangeran: “aku!”
Penyihir: “Akan kubunuh kau!!!”
Pangeran: “Cobalah!”
Penyihir dan pangeran bertarung mencoba saling membunuh. Pangeran menusuk
jantung penyihir dan penyihirpun langsung mati seketika.
Pangeran membawa putri menghadap raja dan ratu. Ia meminta izin untuk menikahi
putri.
Pangeran: “Paduka raja, saya meminta izin pada paduka untuk menikahi putri.”
Putri: “Ayahanda, Ibunda, do’akan lah kami berdua”
Raja dan Ratu: “Pergilah dan berbahagialah”
Akhirnya Pangeran dan Putri hidup bahagia di kerajaan yang mereka bangun
bersama selamanya.